Hei, Safa!
Hari ini aku juga mau ngepost cerpen, cerpen ini tulisan sebenernya tugas mata kuliah penerbitan gue, yang terinspirasi dari salah satu cerpen yang ada di buku Melukis masa depan dengan judul Lalai. Tugas gue, yaitu menulis ulang dengan acerita berbeda tapi dengan alur yang sama.
Kenangan Tertunda
Bayangan dalam mimpi itu
seketika lenyap. Suara pintu di gedor-gedor mulai memasuki telingaku. Tanganku
mengucek-ucek mata yang mulai perlahan terbuka.
Berdiri di depan pintu kamarku seorang wanita paruh baya yang menatap
diriku dengan wajah “gemasnya”.
“Nata! Kamu mau bangun jam
berapa? Sekarang udah jam 9 loh de. Nanti kamu telat”
Diriku menatap ibu dengan wajah
cemasku dan langsung mengagkat diriku untuk bangun.
“Apa? Ibu, kenapa gak bangunin
dari tadi?”
Aku mulai mempersiapkan diri dan
semua barang yang harus aku bawa ke keluar dari kamar aku belari kecil dan
tanpa diketahui aku menabrak keponakanku yang sedang berjalan dan membuat
dirinya menangis dengan kencang.
“Duh sayang, jangan nangis.
Maafin tante. Tante lagi buru-buru. Udah ya jangan nangis. Tante kasih mainan
deh pas tante pulang”
Tak lama suara tangisan itu
mulai mereda dan aku pun segera bergegas keluar rumah dan segera menaiki mobil
jazz tahun 2006 milik ayahku yang sudah jarang Ia pakai. Selama perjalanan,
hatiku sudah mulai tidak tenang apalagi melihat jalannan yang cukup ramai di
jam 9 padahal biasanya jam segitu tidak begitu ramai. Jam tangan sudah
menunjukan pukul sepuluh saat aku sampai kantor. Aku melihat ruangan yang sudah
kosong. DEG. Perasaanku mulai tidak enak.
Tanganku menyambungkan telpon ke
nomor temannku untuk menghubungi temanku chinta. Sekertaris dari bosku.
“Chin, dimana?”
“Di jalan Nat, elu dimana?”
“Ya ampun. Ini gue udah di
kantor Nat”
“Elu nyusul aja ke Bandara.
Nanti elu presentasi di lounge room.
Ingat jam 11 elu harus udah di bandara. Gue gak tau di terima apa engga kalo
lewat”
“Ya ampun. Iya chin ini gue otw
ke sana dah”
Tak lama setelah telpon mati, aku
balik menuju mobil dengan projek yang akan aku tunjukan di tanganku. Tiba-tiba
mobil yang kukendarai mulai berhenti mendadak di jalan, bersyukur tadi aku
mengambil jalur paling kiri. Aku segera keluar dan melihat mobil tua itu mulai
berasap-asap. ASTAGA! aku segera mengeluarkan barang-barangku dan menelpon
bengkel terdekat. Tubuhku berdiri di pinggir jalan melihat lalu lalang sambil
melihat jam. Jam sudah lewat dari jam 10.30. Orang bengkel belum juga datang.
Panik pun menghampiriku, tangan
beberapa kali menakan tombol “call” untuk menelpon orang bengkel. Pukul 10.45 Pria
berusia sekitar 25an menghampiriku.
“Mba Nata?
“Iya, mas dari bengkel?”
“Iya mba, maaf tadi macet mba
jadi agak lama”
“Yaudah mas bisa di cek sekarang
gak?”
Pria itu langsung memeriksa mobil
tuaku itu. Tak lama dia menghamoiriku lagi dan memberikan informasi yang tidak
terduga, yaitu mobilku harus di bawa ke bengkel untuk penanganan lebih lanjut
Karena ada beberapa yang harus di ganti. Aku memutuskan untuk meninggalkan
mobil itu pada pria itu. Aku pun akhirnya memilih taksi online menuju bandara.
“Mas, cepet ya!”
“Siap neng”
Dengan kecepatan maksimal supir
taksi itu mengendarai mobilnya sambil sesekali menatap wajah cemasku. Sesampainya
di bandara. Aku langsung menuju lounge
room tempat biasa pak Santos sambil menunggu pesawat sambil membawa
projeknya. Sebelum aku masuk ke lounge room. Telpon aku berdering tanpa pikir
dua kali aku mengangkatnya.
“Nat! Maaf kita udah di pesawat”
“Yah, Chin. Gue udah di depan lounge room”
“Kan gue bilang jam 11, Nat. ini
udah jam berapa? Lewat dari jam itu dia tidak bisa”
“Terus proyek baru gue gimana? ”
“Kata dia, paling elu harus nunggu 2
bulan lagi, pas dia pulang dari tripnya dari Eropa dan Amerika” jawabnya.
Sambungan itu pun terputus.
Mataku tertuju pada jam tangan yang
melingkat di lenganku. 11.05 “Ya Ampun CHIN ini cuman telat 5 MENIT dan pesawatnya berangkat 11.30 LOH”
Teriakku kesal, tak peduli dilihat oleh karyawan di sekitar. Aku terduduk di
lantai dan menatap proyek rumah sehat dan pintar di tanganku. Proyek yang bisa
membawaku keliling dunia harus tertunda.
Komentar
Posting Komentar